Hewan Komodo, Jenis, Manfaat dan Bahaya Memeliharanya
Anda pernah mendengar Pulau Komodo? Pulau tersebut merupakan pulau yang memiliki banyak komodo. Komodo di pulau tersebut adalah hal yang paling banyak menarik wisatawan untuk berkunjung.
Namun, pertanyaannya, seperti apakah hewan komodo itu? Bagaimana juga jenis dan bahayanya bagi Anda? Berikut ini ulasannya.
Hewan Komodo
Komodo sering pula disebut sebagai hewan biawak komodo. Hewan ini utamanya ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Seluruh hewan komodo dilindungi di sana sebaik mungkin. Penduduk provinsi tersebut menyebut komodo dengan ora.
Panjang komodo sekitar 2 sampai 3 meter. Panjang ekor sama dengan panjang tubuh. Beratnya sekitar 70 hingga 100 kg. Ini mengapa, komodo adalah spesies terbesar dari jenis kadal yang ada di dunia. Di dalam struktur rantai makanan, hewan karnivora ini berada di bagian puncak. Artinya, tidak ada lagi spesies besar lain yang menjadikan komodo sebagai makanannya.
Komodo liar paling panjang yang pernah ditemukan memiliki ukuran 3,13 meter. Beratnya sekitar 166 kg tanpa mengecualikan makanan yang tengah dicerna komodo tersebut.
Yang perlu menjadi catatan, rekor komodo terpanjang tidak pernah mengalahkan rekor Biawak Papua terpanjang.
Artinya, komodo bukan satu-satunya jenis kadal terpanjang. Sebab, masih ada jenis kadal yang panjang, yakni Biawak Papua. Walau pun demikian, perbandingan ini tidak bisa disamaratakan. Sebab, setiap jenis hewan memiliki perkembangan sendiri hingga memiliki ukuran dan berat tertentu.
Umumnya, komodo dewasa memiliki gigi sebanyak 60 buah. Gigi-giginya sangat tajam. Masing-masing gigi berukuran sekitar 2,5 cm. Meski gigi komodo sangat tajam, gigi tersebut mudah sekali tanggal.
Secara fisik, komodo memang terlihat mengerikan dan amat ganas. Lidahnya yang panjang dan bercabang, serta berwarna kecoklatan sering mengeluarkan liur yang sangat beracun. Racun komodo bahkan digadang-gadang menjadi racun yang paling kuat. Ilmuan menyebut, tidak ada obat yang mampu menetralkan racun tersebut.
Meski demikian hewan komodo dan habitatnya telah jauh berkurang. Ini mengapa komodo ditetapkan sebagai hewan langka yang dilindungi. Habitat hidupnya di Nusa Tenggara Timur dijadikan taman nasional untuk kelestarian hewan buas ini.
Jenis Komodo
Salah satu hal menarik dari Komodo adalah kesukaannya memakan bangkai. Memang, beberapa komodo memilih untuk berburu dengan mengendap-endap. Namun, komodo lebih sering mencari makanan yang tidak membutuhkan banyak perlawanan. Dan hal itu dilakukan dengan mencari bangkai atau binatang yang tengah sekarat.
Lidah komodo mirip seperti ular, panjang dan bercabang. Dari lidahnya yang sangat peka, komodo tahu di mana posisi bangkai atau mangsa dari jarak 9,5 km. Komodo mencabik mangsa dan memangsanya dengan utuh. Giginya tidak untuk mengunyah, melainkan hanya mencabik. Bahkan, jika mangsanya adalah kambing, komodo bisa saja langsung menelannya.
Kadang-kadang, komodo menekan mangsanya ke pohon agar masuk lebih cepat ke dalam kerongkongan. Mangsanya bisa apa saja. Kerbau, kambing, rusa, babi adalah mangsa utama komodo dewasa. Air liur komodo yang banyak, membantu proses ini lebih mudah. Saat menelan mangsanya, komodo akan membuka rahangnya sangat lebar.
Komodo tidak akan takut tidak bisa bernapas saat seluruh rahangnya tersumbat oleh makanan. Sebab, di bagian bawah lidahnya terdapat saluran napas yang terhubung langsung dengan paru-paru.
Selain jenis makanan di atas, komodo juga memakan serangga.
Namun hanya komodo muda yang memakan serangga. Komodo muda memakan serangga, telur, hewan reptil kecil, juga hewan mamalia semacam tikus.
Untuk mempercepat proses pencernaan dalam dirinya, komodo biasa memilih tempat beristirahat yang terbuka. Di tempat tersebut, komodo akan berjemur agar makanan dalam perutnya tidak sempat membusuk. Makanan yang membusuk di dalam perut komodo akan meracuni komodo sendiri.
Sisa tulang atau tanduk dari hasil pencernaan komodo, akan dimuntahkan bersama lendir yang baunya amat busuk. Sisa lendir yang ada di wajah komodo akan dia bersihkan dengan menyapukan wajahnya ke tanah atau semak.
Komodo bisa bertahan hidup hanya dengan makan satu kali dalam satu bulan. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan komodo yang tergolong lambat.
Hewan komodo sendiri tidak memiliki pembagian yang menyebabkan perbedaan spesies. Itu sebabnya, hanya ada satu jenis komodo saja yang ada di Indonesia, bahkan di dunia. Namun demikian, beberapa komodo memiliki perbedaan warna kulit dan berat. Hal ini bukan dikarenakan perbedaan spesies atau jenis komodo. Perbedaan ini muncul sebagai bentuk adaptasi hewan terhadap lingkungan.
Lebih jauh, perbedaan warna kulit tersebut diakibatkan oleh perbedaan tempat tinggal komodo tersebut. Sedang perbedaan tubuh serta berat badan komodo, diakibatkan oleh jenis makanan komodo.
Sebagai gambaran, komodo yang hidup di taman nasional, berukuran lebih besar dibandingkan komodo yang hidup liar. Komodo di taman nasional terlihat gemuk dan sehat. Berbeda dengan komodo liar yang tubuhnya tampak lebih ramping serta lebih kecil. Kulitnya pun demikian. Komodo yang hidup di taman nasional memiliki warna kulit gelap. Komodo yang hidup liar di Flores memiliki warna terang kekuningan.
Selain faktor lingkungan, perbedaan warna kulit pada komodo juga bisa dipengaruhi oleh usia serta jenis kelamin. Komodo jantan, misalnya. Selain ukuran yang lebih besar, komodo jantan juga memiliki warna kulit abu gelap. Tapi, kadang ada juga komodo jantan yang memiliki warna ke arah merah bata.
Bagaimana dengan komodo betina? Komodo betina memiliki ukuran lebih kecil. Kulit tubuhnya berwarna hijau sedikit coklat. Biasanya, bercak kecil kekuningan bisa Anda temukan pada bagian tenggorokan komodo betina ini.
Warna tersebut memiliki lebih banyak variasi pada komodo muda. Komodo muda ada yang memiliki warna hijau, kuning, serta putih. Namun warna latarnya tetap sama, yakni warna gelap atau hitam.
Manfaat Komodo
Banyak yang percaya bahwa komodo memiliki manfaat luar biasa bagi manusia. Rangkuman tentang manfaat komodo dipaparkan sebagai berikut:
Menjadi antibiotik penyakit MRSA dan menyembuhkan luka
MRSA merupakan infeksi yang muncul karena bakteri Staphylococcus. Bakteri ini merupakan bakteri berbahaya yang sulit ditaklukkan oleh antibiotik manapun. Menjadi titik terang bagi dunia kesehatan, sebab darah komodo dipercaya mengandung satu zat yang mampu melawan bakteri tersebut.
Pemberian antibiotik dari darah komodo ini nyaris mampu mengoptimalkan kerja tubuh akibat bakteri.
Sebagai obat penyakit pembekuan darah
Ilmuwan yang telah meneliti ini berasal dari berbagai negara, di antaranya adalah Inggris dan Amerika. Para peneliti tersebut berpendapat, bisa atau racun yang terdapat pada air liur komodo bisa digunakan untuk membuat antiblood clots atau zat pengencer darah.
Dalam dunia medis, pembekuan darah memiliki potensi besar terhadap serangan stoke, jantung, juga penyakit lain yang berujung pada kematian. Racun yang terdapat pada air liur komodo lah yang menjadi jalan keluar atas permasalahan ini.
Mekanisme kerja racun tersebut akan membuat darah menjadi encer. Dengan begitu, potensi stroke dan penyakit lainnya bisa diminimalisir.
Beberapa hal di atas adalah manfaat komodo dari segi dunia kesehatan. Dari sisi pandang lain, komodo juga memiliki manfaat bagi manusia. Di antaranya adalah:
Untuk membersihkan bangkai
Seperti yang sudah diketahui, komodo adalah hewan karnivora. Makanannya tidak melulu hewan-hewan segar. Bangkai busuk pun komodo mau memangsanya. Itu sebabnya, keberadaan komodo akan cukup menolong.
Terutama untuk membersihkan bangkai-bangkai hewan piaraan. Sebab, membuang bangkai sembarangan akan cukup mengganggu lingkungan. Menguburnya juga tentu akan memakan banyak tenaga.
Membasmi hama
Di kalangan petani, tikus adalah momok sekaligus menjadi hama yang harus disingkirkan. Jika populasi ular tidak begitu banyak, atau populasi burung hantu juga sedikit, maka komodo bisa jadi bagian yang cukup membantu dalam hal ini. Komodo akan mengurangi jumlah tikus yang merusak pertanian.
Bahaya Memelihara Komodo
Hal paling berbahaya dari komodo adalah racunnya. Sebab, racun yang ada pada liur komodo mengandung bakteri Pasteurella Multocida salah satunya, serta racun yang amat kuat. Racun tersebut yang menjadi pemicu adanya infeksi saat seseorang tergigit komodo. Biasanya, reaksi yang muncul adalah bengkat dengan cepat, gangguan pembekuan darah, rasa sakit sampai ke siku, dan gejala lainnya.
Hal ini lumrah. Sebab, racun tersebut digunakan komodo untuk melumpuhkan mangsanya. Tentu saja, jika racun tersebut tidak bisa melumpuhkan mangsa dalam waktu yang cepat, buruannya akan lari. Komodo sendiri, sudah kebal terhadap bakteri dan racun yang dihasilkan oleh tubuhnya.
Demikian ulasan lengkap yang dapat kami berikan kepada segenap pembaca terkait dengan deskripsi hewan komodo, macam, manfaat dan bahaya dalam memeliharanya. Semoga melalui tulisan ini bisa bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Hewan Komodo, Jenis, Manfaat dan Bahaya Memeliharanya"
Posting Komentar