9+ Hewan Reptil yang Banyak Diburu dan Penjelasannya


Anda pasti tidak lagi terkejut mendengar tentang hewan reptil yang banyak diburu. Ada banyak aktivitas penangkapan reptil, baik yang termasuk dalam kategori legal maupun ilegal, dilakukan. Tujuannya pun beragam, ada yang bertujuan untuk bisnis hingga pengobatan. Lalu, tahukah Anda spesies reptil buruan yang paling diutamakan?

Reptil Paling Diburu dan Tujuannya


Memburu reptil bukanlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh sembarang orang mengingat satwa yang diburu tidak selalu jinak. Diperlukan skill yang mumpuni agar dapat menangkapnya tanpa mencederai diri sendiri. Namun, meski dengan risiko tinggi seperti itu, jenis reptil-reptil di bawah ini tetap saja diburu:

Ular

Ular adalah reptil yang menduduki peringkat teratas dalam perburuan. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa ular, berbisa maupun tidak, diburu oleh manusia. Sebab, bagaimanapun ular termasuk dalam jenis reptil paling berbahaya di dunia. Jangan salah, mengesampingkan tentang bahaya yang dibawanya, ular dapat menjadi item komersil yang mendatangkan keuntungan menggiurkan.

Jadi, aktivitas perburuan ular dimaksudkan untuk memanfaatkan kulitnya. Bila Anda pernah mendengar tentang tas kulit, sepatu kulit, dan aksesoris lain yang terbuat dari kulit, maka kulit ular merupakan salah satu sumbernya. Sebagian dari Anda mungkin tidak menyangka hewan reptil yang banyak diburu ini benar-benar diambil kulitnya, bukan?

Tentu saja hanya jenis ular tertentu yang kulitnya dijadikan bahan aksesoris kulit seperti Python dan Sanca. Komoditas dari kulit ular asli harganya sangat mahal. Di sisi lain, jenis ular Kobra juga menjadi buruan utama. Namun, tujuannya berbeda, yakni untuk stamina dan kesehatan di mana darahnya diklaim dapat menyembuhkan beberapa penyakit.

Buaya

Selain ular, reptil yang satu ini juga diburu untuk dimanfaatkan kulitnya. Meski tidak semahal kulit ular karena item yang dihasilkan hanya sedikit mengingat ukuran tubuhnya yang terbatas, namun kulit buaya menjadi alternatif yang digemari. Produk-produk kulit asli yang dihasilkan dari kulit buaya juga cukup tinggi peminatnya di pasaran.

Bahkan, bukan hanya produk dalam negeri yang memanfaatkan kulit buaya. Merek-merek aksesoris terkenal di luar negeri juga menggunakannya, tentu dengan harga jual yang lebih tinggi. Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu pengekspor kulit buaya untuk keperluan produksi aksesoris-aksesoris tersebut. Sementara daging dari buaya yang telah dikuliti biasanya dibuang begitu saja.

Biawak

Meskipun tidak sepopuler ular maupun buaya, tapi biawak juga banyak diburu untuk dimanfaatkan kulitnya. Perburuannya tidak sesulit buaya maupun ular, jadi wajar bila kulit biawak pun tidak dihargai tinggi. Biasanya, kulit hewan reptil yang banyak diburu ini digunakan untuk produk-produk lokal. Cukup untuk mengakali harga produk agar terjangkau.

Selain kulit, biawak juga dikonsumsi dagingnya di mana termasuk kuliner ekstrem. Biasanya dijual bersama dengan darah dan daging ular Kobra. Sebagaimana reptil sejawatnya itu, biawak diklaim dapat meningkatkan stamina.

Daging biawak juga dipercaya ampuh untuk menghilangkan berbagai penyakit kulit seperti gatal-gatal. Namun, klaim tersebut belum terbukti secara medis.

Kura-Kura

Anda pasti sudah tidak asing dengan kura-kura, bukan? Meskipun termasuk dalam satwa yang reptil dilindungi di Indonesia karena jumlahnya yang semakin langka, tidak menyurutkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk memburunya. Kura-kura sendiri dimanfaatkan telur dan cangkangnya. Telur bisa dimanfaatkan untuk aksesoris maupun dikembangbiakkan sendiri sebagai penangkaran pribadi.

Sementara cangkangnya diawetkan untuk dijadikan sebagai pajangan. Tentunya, tindakan perburuan reptil kura-kura ini termasuk ilegal dan semakin membuat langka populasinya. Aksi tersebut dapat dikenakan hukuman pidana yang serius.

Selain dimanfaatkan sendiri sebagai peliharaan maupun pajangan, kura-kura juga diekspor ke negara lain terutama Jepang. Negeri Sakura tersebut memang sangat menggemari kura-kura.

Penyu

Banyak yang masih salah mengira bahwa penyu dan kura-kura merupakan dua reptil yang sama. Mereka satu familia tapi memiliki perbedaan menonjol. Meskipun sama-sama amfibi, namun kura-kura memiliki frekwensi yang sama dalam hidup di daratan maupun laut. Sedangkan penyu cenderung menghabiskan waktu di laut dan hanya ke daratan ketika hendak bertelur.

Selain itu, cangkang penyu lebih lunak dibandingkan kura-kura. Walaupun begitu, penyu juga termasuk hewan reptil yang banyak diburu untuk dimanfaatkan cangkang dan telurnya. Tujuan pemanfaatannya kurang lebih sama.

Namun, perlu diingat bahwa populasi penyu juga tidak kalah menjadi reptil langka dibandingkan kura-kura, sehingga perburuannya juga termasuk sebagai aktivitas ilegal.

Bunglon

Reptil buruan selanjutnya adalah bunglon. Berbeda dengan satwa-satwa lain dalam daftar di atas, bunglon tidak dimanfaatkan kulit maupun telurnya. Namun, perburuan bunglon tujuannya untuk peliharaan pribadi. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan bunglon dalam berubah warna sesuai dengan tempatnya berada. Keunikan inilah yang menjadi daya tarik utamanya.

Meskipun tidak terdapat peraturan tertulis tentang larangan perburuan serta pemeliharaan bunglon, namun tetap disarankan untuk berhati-hati. Sebab bunglon dapat menggigit dengan taring yang cukup tajam. Dari segi makanannya pun perlu diperhatikan. Meski mudah ditemukan, tapi pemberiannya harus tepat waktu supaya bunglon tetap sehat dan tidak mati.

Tokek

Perburuan tokek dan penjualannya dengan harga selangit hingga kini masih menimbulkan perdebatan. Tidak hanya di Indonesia, namun di berbagai negara Asia, aktivitas ini tidak jarang dianggap merupakan suatu hal yang sia-sia. Sebab, tidak pernah ada manfaat yang nyata dari perburuan tokek. Walaupun begitu, perburuan tokek tidak serta merta berhenti.

Tokek diklaim memiliki zat afrosidiak yang bermanfaat sebagai pengobatan alami untuk diabetes hingga HIV. Walaupun begitu, belum ada klaim medis ilmiah yang mendukung validasinya. Meski demikian, harga tokek tetap sangat mahal, baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan, Indonesia termasuk salah satu pengekspor tokek tertinggi di dunia.

Kadal

Memiliki tampilan fisik yang mirip tokek karena berasal dari satu familia, kadal juga termasuk dalam hewan reptil yang banyak diburu. Kadal memiliki sebutan lain, yaitu bengkarung. Tidak banyak yang mengetahui bahwa ada jenis kadal yang berbisa. Dan, kadal-kadal di luar varietas tersebut juga tergolong berbahaya akibat taringnya yang tajam.

Padahal, salah satu tujuan perburuan kadal adalah untuk dipelihara. Meskipun tidak termasuk tindakan ilegal mengingat populasi kadal di seluruh dunia masih sangat tinggi, namun reptil tersebut memiliki potensi bahaya. Meski demikian, fakta tersebut tidak menghentikan tingginya tingkat perburuan kadal. Selain dipelihara, biasanya kulitnya dimanfaatkan untuk kerajinan dan dagingnya dikonsumsi.

Komodo

Spesies terakhir yang masuk dalam daftar perburuan tinggi adalah komodo. Binatang ini merupakan satwa asli Indonesia dan masuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jadi, memburunya untuk alasan apa pun termasuk dalam kegiatan ilegal. Komodo sendiri memiliki populasi tertinggi di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, di mana sekaligus menjadi ikon daerah.

Untuk apa komodo diburu? Biasanya, tujuan dari perburuan komodo adalah untuk dipelihara sendiri maupun diekspor. Mengingat satwa ini asli dan hanya ada di Indonesia, banyak warga negara lain yang berkeinginan untuk memilikinya. Sehingga, oknum-oknum yang tergiur akan keuntungan yang didapat kemudian nekat memburunya dan semakin membuat langka populasi komodo.

Tujuan Perburuan Reptil dan Legalitasnya


Sedikit banyak, telah dijelaskan pada uraian tentang hewan reptil yang banyak diburu di atas bahwa tujuan dari tindakan tersebut ada bermacam-macam :

  • Kulitnya untuk dijadikan sebagai bahan produk-produk yang berbahan kulit binatang asli.
  • Dagingnya untuk dikonsumsi karena dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit.
  • Dipelihara karena hobi maupun mengejar gengsi terlebih jika reptil tersebut termasuk dalam kriteria satwa langka.
  • Diekspor akibat tingginya permintaan reptil tersebut dari pasar luar negeri.

Terlepas dari apa pun tujuannya, perburuan dari satwa juga harus menilik pada populasinya. Terutama jika reptil tersebut sudah dimasukkan dalam daftar satwa yang dilindungi. Tindakan pelanggaran terhadap peraturan tersebut tidak hanya berimbas pada hukuman pidana, namun juga mengancam ekosistem lingkungan secara keseluruhan. Bagaimana bisa?

Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa masing-masing hewan memiliki peran tersendiri dalam ekosistem lingkungan, dalam hal ini utamanya pada rantai makanan.

Bila populasinya tidak mencukupi dalam kelangsungan rantai makanan, maka hal itu akan menyebabkan kacaunya lingkungan. Contoh sederhana perkembangan hama yang tidak terkendali akibat pemangsanya tidak ada.

Sehingga, aktivitas pemburu terhadap hewan reptil yang banyak diburu juga sangat perlu dibatasi. Tidak hanya terhadap satwa langka saja, namun reptil lainnya yang memiliki peranan dalam ekosistem lingkungan. Sebab, jika lingkungan tidak terjaga, maka pada akhirnya juga manusia sendiri yang akan dirugikan.

Itulah tadi penjelasan secara lengkap kepada segenap pembaca terkait dengan jenis-jenis hewan reptil yang banyak diburu, tujuan, dan dasar hukumnya. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan kepada pembaca sekalian. Trimakasih,

Belum ada Komentar untuk "9+ Hewan Reptil yang Banyak Diburu dan Penjelasannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel