10+ Jenis Hewan Reptil Langka dan Pembahasannya


Meskipun banyak ditakuti oleh masyarakat, ternyata beberapa jenis hewan reptil dikabarkan masuk dalam daftar hewan langka di dunia. Agar kelestarian jenis reptil tersebut bisa nikmati oleh keturunan yang akan datang, maka Anda perlu mengetahui jenis hewan reptil langka yang dilindungi oleh undang-undang.

Daftar Hewan Reptil Langka


Adanya kerusakan lingkungan dan perburuan hewan reptil menjadi penyebab berkurangnya populasi hewan reptil di habitatnya. Agar populasinya tidak semakin punah, maka diperlukan konservasi hewan reptil untuk menjaga kelestariannya.

Beberapa spesies reptil bahkan sudah mencapai status kritis yang merupakan status keterancaman paling tinggi sebelum dinyatakan sebagai hewan punah.

Kura-Kura Rote

Kura-kura rote (chelodina mccordi) merupakan jenis hewan kura-kura endemik dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sebagian masyarakat juga menyebut jenis kura-kura ini dengan nama kura-kura leher ular, karena memiliki leher yang panjang seperti tubuh ular.

Habitat dari kura-kura rote sendiri berada di Danau Peto. Hanya saja di Danau Peto sendiri hingga sekarang sudah tidak ditemukan lagi jenis kura-kura ini. Dari data di tahun 2018, kura-kura rote masuk ke dalam 1 dari 25 jenis kura-kura di dunia yang terancam punah.

Keberadaan kura-kura rote ini menjadi semakin berkurang karena adanya eksploitasi berlebihan di habitat asli dan penangkapan ilegal untuk diperjual-belikan ke luar negeri. Sayangnya meskipun hewan ini dinyatakan sebagai satwa yang terancam punah, jenis kura-kura ini tidak dilindungi oleh undang-undang.

Buaya Siam

Buaya siam yang memiliki nama ilmiah Crocodylus siamensis merupakan jenis hewan buaya yang tersebar di daratan Asia Tenggara. Dinamakan buaya siam karena diduga asal buaya ini dari negara Siam (Thailand). Meskipun penyebarannya cukup luas, ternyata jenis buaya ini dikategorikan sebagai jenis hewan reptil langka dan dilindungi oleh undang-undang negara Republik Indonesia.

Jenis buaya siam merupakan buaya air tawar dengan habitat di perairan berarus lambat, seperti rawa, danau, dan sungai. Buaya ini termasuk ke dalam jenis buaya berukuran kecil, karena panjang maksimal hanya 4 meter. Salah satu ciri fisiknya bisa terlihat dari warna punggung buaya yang didominasi hijau tua kecoklatan dengan ekor berwarna belang tak utuh.

Populasi buaya siam terus menurun setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan maraknya perburuan liar dan kerusakan lingkungan. Untuk menjaga kelestarian populasi buaya siam, beberapa negara di Asia Tenggara melakukan konservasi untuk menyelamatkan populasi buaya siam di alam bebas.

Penyu Belimbing

Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) merupakan jenis penyu raksasa yang menjadi reptil terbesar keempat di dunia setelah tiga jenis buaya. Selain itu, penyu belimbing juga dikenal sebagai penyu tercepat di dunia yang mampu berenang hingga kecepatan 35 km/jam.

Ciri khas dari penyu ini terlihat dari karapaksnya yang tidak terbuat drai tulang, tetapi hanya tertutup oleh kulit dan daging berminyak.warna dari karapas juga bisa dapat dikenali karena memiliki garis-garis seperti buah belimbing. Panjang dari penyu belimbing sendiri bisa mencapai hingga 3 meter dengan berat lebih dari 700 kg.

Hanya saja kini populasi penyu belimbing semakin menyusut karena perburuan liar, baik dengan memburu penyu ataupun telurnya. Penyu belimbing menjadi satwa langka di dunia dan keberadaaannya dilindungi oleh undang-undang. Baca jugaJenis Hewan Reptil yang Banyak Diburu untuk Dijadikan Cenderamata dan Penjelasannya

Penyu Sisik

Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) merupakan jenis penyu yang langka dan bisa ditemukan di seluruh dunia. Jenis penyu ini memiliki dua spesies yang bisa ditemukan di Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Di Samudera Atlantik berjenis E.imbricata imbricata dan di Samudera Pasifik dengan jenis E. imbricata bissa.

Penyu sisik memiliki ciri khas yang bisa dilihat dari bentuk paruh yang melengkung, bibir atas yang sedikit menonjol dan pinggir cangkang yang seperti gergaji. Ciri lain terlihat dari perubahan warna cangkang yang tergantung pada suhu air.

Hanya saja karena perburuan liar mengakibatkan populasi penyu sisik di dunia menjadi semakin berkurang. Bahkan IUCN memasukkan penyu sisik ke dalam satwa dengan kategori terancam dan jenis hewan reptil langka ini juga merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia.

Tuntong

Tuntong (Batagur baska) merupakan jenis kura-kura air tawar yang bisa ditemukan di Indonesia, Malaysia, Vietnam, hingga Bangladesh. Tuntong merupakan jenis kura-kura air tawar terbesar di Asia Tenggara dengan berat hingga mencapai 18 kg dan panjang hingga mencapai 60 cm.

Hanya saja karena maraknya perdagangan daging tuntong dan perburuan telur tuntong mengakibatkan satwa ini masuk dalam jenis satwa yang terancam punah. Indonesia sendiri sudah mengatur regulasi untuk melindungi tuntong sebagai satwa yang dilindungi oleh undang-undang.

Tuntong Laut

Tuntong laut (Batagur borneoensis) merupakan jenis kura-kura air payau yang memiliki panjang sekitar 60cm. Tuntong laut merupakan jenis hewan omnivora yang memakan kerang, daun, dan buah mangrove di sekitar hutan bakau maupun di muaras sungai.

Tuntong laut jantan memiliki ciri tiga garis hitam di sepanjang karapasnya, sedangkan tuntong laut betina memiliki warna karapas coklat keabu-abuan. Selain itu ciri lain bisa terlihat dari kepala tuntong laut, dimana yang jantan memiliki kepala berwarna abu-abu atau putih. Seedangkan tuntong laut betina memiliki kepala berwarna coklat.

Keberadaan tuntong laut kini dinyatakan sebagai hewan yang terancam punah dan masuk ke dalam 25 jenis penyu dan kura-kura yang paling terancam punah. Indonesia sendiri memasukkan tuntong laut ke dalam jenis satwa yang dilindungi undang-undang.

Kura-Kura Duri

Kura-kura duri (haesemys spinosa) merupakan jenis kura-kura asli Indonesia yang penyebarannya hingga ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina. Jenis kura-kura ini dinamakan juga dengan kura-kura matahari dan memiliki ukuran hingga 22 cm dengan berat  mencapai 2 kg.

Ciri khas dari kura-kura duri terlihat dari tepi karapas yang bergerigi yang akan menghilang seiring bertambahnya usia kura-kura. Ciri lain terlihat dari adanya keel pada tengah karapas yang cukup tajam jika disentuh.

Hanya saja karena banyaknya perdagangan liar dan banyaknya masyarakat yang menjadikan kura-kura duri sebagai hewan peliharaan menyebabkan kura-kura ini termasuk dalam jenis hewan reptil langka. Penurunan populasi kura-kura duri membuat IUCN memasukkan kura-kura duri dalam satwa yang terancam punah.

Penyu Tempayan

Penyu tempayan (Caretta caretta) merupakan jenis penyu yang bisa dijumpai di seluruh dunia dan menjadi penyu kedua terbesar di dunia setelah penyu belimbing. Jenis penyu ini memiliki rata-rata panjang mencapai 90 cm dengan berat rata-rata 135 kg.

Ciri khas penyu tempayan terlihat dari kepala yang besar dengan karapas yang keras dan berwarna kuning oranye atau coklat kemerahan. Penyu tempayan merupakan jenis reptil karnivora yang biasa memakan ubur-ubur, keong, dan udang.

Hanya saja karena perburuan daging, telur, dan karapas dari penyu tempayan mengakibatkan IUCN memasukkan ke dalam status terancam. Dan di Indonesia sendiri satwa ini merupakan satwa yang dilindungi undang-undang.

Baning Cokelat

Baning cokelat (Manouria emys) merupakan jenis kura-kura darat yang bisa ditemukan di daratan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Baning cokelat memiliki panjang hingga 60 cm dan berat 50 kg dan merupakan jenis kura-kura darat terbesar di Asia. Hanya saja populasi baning cokelat yang semakin terancam membuat IUCN memasukkan baning cokelat ke status satwa yang terancam punah.

Cirinya bisa terlihat dari karapas yang tinggi melengkung dan perut yang memiliki dua tonjolan ke depan. Selain itu, kaki baning cokelat cukup besar seperti kaki gajah dengan sisik kaki tebal yang meruncing dan menyerupai perisai.

Baning cokelat merupakan jenis hewan omnivora yang memakan daun-daunan dan hewan kecil lainnya di sekitar hutan gugur. Meskipun tergolong sebagai kura-kura darat, tak jarang baning cokelat juga berendam di air karena jenis kura-kura ini menyukai tempat yang lembab.

Ular Schmutz’s Worm

Ular schmutz’s worm (Indotyphlops schmutzi) merupakan jenis hewan ular endemik Indonesia yang bisa ditemukan di Pulau Flores dan Pulau Komodo. Ular ini merupakan jenis satwa endemik Indonesia yang langka dan IUCN memasukkan jenis ular ini ke dalam status terancam.

Nah, itulah jenis hewan reptil langka yang harus dijaga kelestariannya agar tidak punah. Dengan tidak memburu reptil secara ilegal dan menjaga alam sebagai habitat asli para reptil akan membuat kelestarian alam dan ekosistem alam semakin seimbang. Semoga informasidi atas bermanfaat bagi Anda.

Belum ada Komentar untuk "10+ Jenis Hewan Reptil Langka dan Pembahasannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel