8+ Ciri Buaya dan Habitat Asalnya


Apakah jenis hewan reptil yang paling ditakuti manusia? Jawabannya mungkin ada dua yakni hewan ular dan buaya. Bahkan jika ular masih relatif kecil, buaya dengan tubuh besar dan mulut lebar bisa bikin siapapun lari. Untuk itulah sedari awal memahami ciri-ciri buaya dan habitatnya menjadi sebuah kewajiban agar bisa mencari solusi jika bertemu dengan reptil buas ini di alam liar.

Disebut sebagai binatang yang sudah cukup lama tinggal di bumi, buaya memang bisa berumur panjang. Bahkan ada yang bilang kalau monster purba mosasaurus adalah nenek moyang buaya. Apakah benar? Sekalipun sama-sama reptil, mosasaurus yang memiliki panjang 15 meter dan berat 10 ton itu adalah ordo Squamata seperti ular dan kadal. Sementara buaya masuk di ordo Crocodilia.

Hewan Buaya


Dalam bahasa Inggris sendiri, buaya disebut sebagai crocodile yang merujuk pada kebiasan orang-orang Yunani kuno yang menjuluki buaya di sungai Nil sebagai krokodilos (cacing bebatuan). Di mana kata itu berasal dari kroko yang berarti batu kerikil dan deilos yang berarti cacing. Karena buaya suka berjemur di batu-batu tepi sungai seperti cacing di bebatuan.

Untuk habitatnya sendiri, buaya diyakini suka ada di perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lain.

Kendati begitu ada jenis buaya yang suka hidup di air payau yaitu buaya muara. Berdasarkan ciri-ciri buaya dan habitatnya, reptil yang satu ini juga punya ukuran tubuh yang bervariasi berdasarkan jenisnya. Hingga saat ini buaya muara masih diyakini sebagai spesies buaya terbesar di dunia.

Ciri Khusus Pada Buaya


Sebagai hewan berdarah dingin, reputasi buaya sejauh ini memang cukup mengerikan. Dalam keadaan lapar, karnivora yang sangat berbahaya ini bahkan bisa menyerang siapapun termasuk manusia.

Kendati mungkin pergerakannya sangat lambat di darat, buaya begitu leluasa dan agresif di dalam air. Berikut ini adalah ciri-ciri khusus pada buaya yang wajib jadi perhatian:


  1. Sama seperti ikan dan amfibi, buaya adalah binatang poikilotherm alias berdarah dingin karena memang mempunyai suhu sama dengan lingkungan sekitanya
  2. Morfologi tubuh luar buaya membuktikan kalau mereka adalah seorang predator air. Termasuk kaki belakang yang melekat dan bisa dilipat ke belakang sehingga bisa melaju kencang di dalam air, serta selaput pada jari-jari kaki belakang
  3. Rahang buaya sangatlah kuat dan mampu menggigit dengan tekanan mencapai 5.000 psi, bandingkan dengan anjing rottweiler yang hanya 335 psi atau hiu putih raksasa sebesar 400 psi. Tak heran kalau menyerang mangsa, buaya akan menerkam sekaligus menggigit karena memang otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sangat baik
  4. Kendati punya cakar dan kuku yang tajam, leher buaya justru sangat kaku sehingga mereka tak mudah menyerang ke arah samping dan belakang
  5. Sebagai kelompok reptil, buaya berkembang biak secara ovipar alias bertelur. Sekali melahirkan, induk buaya bisa menghasilkan 10-100 butir telur yang diletakkan ke tanah sedalam 3 meter. Hanya saja biasanya cuma sekitar 20% dari telur buaya yang menetas dalam waktu 80-100 hari. Makin panas suhu lingkungan tempat telur berada, bakal cepat menetas
  6. Tak seperti reptil pada umumnya, buaya mempunyai jantung beruang empat, diafgragma dan cerebral cortex. Buaya bernapas dengan paru-paru dan mereka bisa menahan napas di dalam air hingga dua jam. Saat berenang dengan mulut terbuka, air tak akan masuk ke tenggorokan karena ada langit-langit yang memisahkan antara tenggorokan dan kerongkongan buaya
  7. Sama seperti hiu, burung hantu dan ayam, buaya memiliki tiga kelopak mata. Kelopak mata yang ketiga dipakai buaya saat menyelam ke dalam air
  8. Sesuai dengan ciri-ciri buaya dan habitatnya, kulit reptil buas ini sangatlah tebal dan kasar. Kenapa begitu? Demi melindungi tubuh dan organ dalamnya saat berenang atau bertarung. Meskipun tebal dan kasar, kulit buaya sebetulnya sangat sensitif terutama di sekitar rahang


Tentunya melihat ciri-ciri buaya dan habitatnya yang dijelaskan di atas, tak bisa dipungkiri jika reptil ini sangatlah mengerikan. Khusus bagi warga Indonesia, buaya bahkan masih bisa dengan mudah ditemukan di alam bebas.

Jenis Buaya di Indonesia

Diyakini telah ada sejak zaman prasejarah, kehadiran buaya di muka bumi ini memang tak bisa diacuhkan. Jumlah mereka di alam liar pun cukup banyak dengan variasi yang beragam. Setidaknya ada sekitar 23 spesies buaya yang tersebar di seluruh dunia dengan tujuh di antaranya bisa ditemukan di Indonesia, seperti berikut ini:

Buaya Muara

Buaya muara (Crocodylus Porosus) adalah jenis buaya yang paling sering ditemukan di Indonesia. Anda harus waspada karena buaya ini adalah spesies terpanjang, terbesar sekaligus terganas dibandingkan buaya-buaya lainnya. Seperti namanya, buaya muara mempunyai habitat di sungai-sungai dan muara.

Buaya muara memiliki ukuran normal 2,5 - 3,3 meter dengan bobot sekitar 200 kilogram. Meskipun begitu ada yang meyakini kalau buaya muara mampu mencapai ukuran 12 meter.

Aktif mencari makan pada siang dan malam hari, buaya muara terkenal sering memangsa manusia dan tersebar di perairan-perairan tropis mulai India, Sri Langka, Bangladesh, Australia, Kepulauan Fiji dan tentunya Indonesia.

Buaya Siam

Sering dijuluki sebagai buaya air tawar (Crocodylus Siamensis), buaya ini memang diperkirakan berasal dari Siam. Untuk Indonesia sendiri, buaya Siam hanya bisa dijumpai di Jawa dan Kalimantan. Sementara di luar negeri, buaya Siam ada di Thailand, Malaysia, Kamboja, Vietnam dan Laos.

Penduduk Jawa biasanya menyebut buaya Siam sebagai buaya kodok dan saat ini status mereka terancam punah. Dengan panjang 2-4 meter, buaya Siam memang tergolong kecil.

Buaya Irian

Seperti namanya, buaya Irian (Crocodylus Novaeguineae) ini memang hewan endemik Papua. Meskipun bentuk tubuhnya hampir mirip buaya muara, ukuran buaya Irian lebih kecil dan berwarna lebih gelap. Ukuran tubuh buaya yang sering hidup di air tawar ini normalnya tiga meter.

Buaya Mindoro

Pada awalnya, buaya mindoro (Crocodylus Mindorensis) merupakan sub spesies buaya Irian. Namun kini buaya mindoro memiliki spesies-nya sendiri dan bisa dijumpai di Sulawesi bagian tenggara serta timur. Saat ini buaya mindoro sudah berada dalam status critically endangered yang artinya terancam punah, sehingga keberadaannya memang cukup langka.

Buaya Senyulong

Salah satu ciri khas buaya senyulong (Tomistoma Schlegelii) yang membuatnya berbeda dari buaya lain adalah bagian moncong. Di mana untuk buaya senyulong, moncong mereka relatif sempit dan panjang. Sejauh ini buaya senyulong tersebar di pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa.

Jika dikaitkan dengan ciri-ciri buaya dan habitatnya, buaya senyulong atau buaya sepit ini bukanlah anggota genus buaya sejati (Crocodylus). Ukuran tubuhnya pun lebih kecil dan pendek yakni maksimal 3,5 meter. Karena perburuan, penebangan hutan hingga kebakaran, populasi buaya senyulong terus berkurang hingga 30-40%. Bahkan secara global, kurang dari 2.500 ekor buaya senyulong dewasa.

Selain kelima jenis di atas, ada dua jenis buaya lainnya yang bisa ditemukan di Indonesia yakni buaya Kalimantan dan buaya sahul. Hanya saja kedua jenis itu masih jadi perdebatan ahli taksonomi. Karena jika merujuk ciri-ciri buaya dan habitatnya, buaya Kalimantan serupa dengan buaya muara sementara buaya sahul mirip dengan buaya Irian.

Konservasi Buaya di Indonesia

Dengan populasinya yang terus menurun, keempat jenis buaya di Indonesia yakni buaya Irian, buaya muara, buaya siam dan buaya sinyulong masuk dalam satwa yang dilindungi. Hal ini sesuai dengan undang-undang berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Jenis-Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Khusus untuk buaya senyulong, masuk dalam status konservasi Terancam Punah (Endangered).

Bahkan buaya Irian juga begitu dieksploitasi lantaran kulitnya dijadikan produk fashion. Pada rentang tahun 1977-1980, ada lebih dari 20 ribu ekor buaya Irian yang diburu per tahun. Dengan edukasi yang tepat dan perlindungan yang cukup ketat dari aparat terkait, perburuan buaya Irian kini sudah menurun cukup banyak sekalipun masih ribuan ekor per tahun.

Meskipun begitu menurut IUCN, status konservasi buaya Irian masih cukup aman. Karena populasi buaya Irian masih tinggi dengan habitatnya yang sangat luas. Diperkirakan di alam liar kini masih ada 50.000-100.000 ekor buaya Irian. Kendati demikian supaya makin lestari, memahami ciri-ciri buaya dan habitatnya menjadi salah satu upaya melindungi reptil buas ini.

Belum ada Komentar untuk "8+ Ciri Buaya dan Habitat Asalnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel